Lhoksukon | Infoacehutara.com — Jaksa Penuntut Umum pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Aceh Utara telah melaksanakan eksekusi terhadap putusan Mahkamah Agung RI terkait kasus Tindak Pidana Korupsi Pembangunan Monumen Islam Samudera Pasai Kabupaten Aceh Utara, Rabu, 26 Februari 2025.
Proses eksekusi tersebut dipimpin Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Aceh Utara Ivan Najjar Alavi SH MH terhadap dua orang Terpidana, yakni Nurliana selaku PPK Pembangunan Monumen Islam Samudera Pasai dan T. Maimun selaku direktur PT. Lamkaruna Yachmoon.
“Kedua orang Terpidana dimaksud, dieksekusi untuk menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lhokseumawe,” ungkap Kajari Aceh Utara Teuku Muzafar SH MH melalui Kasi Intelijen Reza Rahim SH MH, Rabu (26/2).
Nurliana dijatuhi hukuman penjara selama 6 (enam) tahun, denda sebesar Rp400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) dan Uang Pengganti sebesar Rp254.297.455,- (dua ratus lima puluh empat juta dua ratus sembilan puluh tujuh ribu empat ratus lima puluh lima rupiah).
Sedangkan T. Maimun dijatuhi hukuman penjara selama 7 (tujuh) tahun, denda sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) serta Uang Pengganti sebesar Rp25.171.603.171,- (dua puluh lima milyar seratus tujuh puluh satu juta enam ratus tiga ribu seratus tujuh satu rupiah).
Sebelumnya, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus juga sudah melakukan eksekusi terhadap dua orang Terpidana lainnya secara terpisah, yakni T. Reza Felanda dan Poniem.
Pada tanggal 20 Januari 2025, Terpidana atas nama T. Reza Felanda telah dilakukan eksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lhokseumawe.
Terpidana T Reza Felanda berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI dijatuhi hukuman penjara selama 7 (tujuh) tahun dan denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan membayar Uang Pengganti sebesar Rp18.180.036.270,- (delapan belas milyar seratus delapan puluh juta tiga puluh enam ribu dua ratus tujuh puluh rupiah).
Sedangkan Terpidana Poniem, selaku konsultan pengawas dalam pembangunan monumen tersebut telah dilakukan eksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 13 Februari 2025.
Berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI, Poniem dijatuhi hukuman penjara selama 4 (empat) tahun, denda sebesar Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) serta membayar Uang Pengganti sebesar Rp915.994.823,- (Sembilan ratus lima belas juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu delapan ratus dua puluh tiga).
Dari keseluruhan lima orang Terpidana kasus Tindak Pidana Korupsi Pembangunan Monumen Islam Samudera Pasai Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2012-2017, tim Jaksa Penuntut Umum Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Aceh Utara telah melakukan sebanyak empat eksekusi terhadap para Terpidana.
“Saat ini Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Aceh Utara masih menunggu kiriman salinan putusan/putusan Mahkamah Agung RI terhadap Terpidana atas nama Drs. Fathullah Badli,” pungkas Kasi Intelijen. []