Himmatul Fata merupakan nama majelis pengajian yang berpusat di Gampong Ulee Tanoh Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara. Majelis ini diketuai oleh Tgk M Isa Iba, yang merupakan alumni Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Kabupaten Pidie Jaya era tahun 2000-an.
Majelis pengajian Himmatul Fata didirikan pada tahun 2017. Awalnya majelis pengajian dibentuk dengan tujuan menjadi wadah persatuan dan perkumpulan para alumni dayah maupun santri aktif agar semakin solid, terorganisir dan mampu berkontribusi untuk umat.
Namun, seiring berjalannya waktu terhitung dari awal dibentuknya hingga sekarang Himmatul Fata semakin menjadi kebanggaan masyarakat sekitar bahkan dalam kurun waktu 3 tahun berdirinya organisasi ini, anggotanya semakin bertambah banyak dari kalangan santri maupun masyarakat biasa.
Hingga kini di tahun 2022, tercatat majelis yang berpusat di Masjid Darul Huda Simpang Dama, Aceh Utara ini telah menampung sebanyak 300 anggota lebih dari berbagai kalangan dan wilayah seperti Ulee Tanoh, Matang Ranup Laseh, Alue Keujruen, Lhoksukon, Geudong dan daerah lainnya.
Dalam struktur kepengurusan, Himmatul Fata menempatkan Ulama Kharismatik Aceh Tgk H Ismail TB (Abu Simpang Dama), Ulama Muda Tgk Zulkarnain Luthan (Abana Simpang Dama) sebagai pembimbing sekaligus penasihat sebagai tempat rujukan dalam mengambil keputusan serta kebijakan yang berkharisma dan toleran terhadap semua kalangan masyarakat, khususnya anggota Himmatul Fata itu sendiri.
Tahun silih berganti, Himmatul Fata pun semakin menggeliat dalam aksinya. Setelah beberapa program unggulan sebagaimana yang telah disebutkan di atas terlaksana maksimal, Himmatul Fata pun kembali melakukan terobosan baru berupa pengajian jumatan yang diasuh langsung oleh Abu & Abana Simpang Dama.
Tak berhenti di situ, Himmatul Fata juga mengadakan pengajian tahsin & tajwid Al-Qur’an bersama pakarnya, yakni Abu Simpang Dama, seorang Ulama Sepuh Pakar Qiraah di Aceh Utara.
Di tahun pertama didirikannya, Majelis Himmatul Fata hanya beranggotakan 10 orang yang terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris dan beberapa anggota. Kesepuluh orang tersebut juga merupakan penggagas berdirinya Organisasi yang kini telah berjalan selama 5 tahun ini. Tokoh utama itu adalah Tgk M Isa iba, Tgk Zakaria, Tgk Syukri, Tgk Mawardi, Tgk Nawawi, Tgk Muslim, Tgk Abdul Aziz, Tgk Zulkhairi Iba, Tgk H Ismail Amin dan Tgk Jarimi.
Diantara kegiatan unggulan dari organisasi ini adalah khataman Al-Qur’an selama 3 bulan sekali, melayat jenazah serta tadarus Al-Qur’an di kuburan (berlaku untuk anggota dan keluarga anggota), membantu para santri yang kurang mampu baik berupa kitab maupun kebutuhan lainnya dan mengabdi untuk umat khususnya sekitaran kecamatan Tanah Pasir.
Kehadiran Himmatul Fata layaknya bak kata pepatah “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Organisasi ini menjadi cahaya di Simpang Dama dan sekitarnya. Tentunya Hal ini tidak terlepas dari campur tangan dan wejangan-wejangan yang diberikan oleh Ulama Sepuh setempat, yakni Abu Simpang Dama.
Demikian juga Mindset cerdik dan brilian yang dikerahkan oleh Ulama Muda, Abana Simpang Dama serta kerja keras, kerja ikhlas dan penuh semangat yang didedikasikan oleh alumni Darul Munawwarah Kuta Krueng, Tgk M Isa Iba.
Melalui tangan dingin Tgk M Isa serta doa dan dukungan dari berbagai kalangan, Himmatul Fata kini telah berhasil membawa perubahan yang sangat dahsyat, perubahan yang ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh para masyarakat yang cinta akan ilmua Agama.
Tangan dingin itu bahkan mereformasi segala hal yang tidak layak ada. Kegiatan penyajian makanan berbuka puasa Ramadan, pengajian Pesantren Ramadan yang berpusat di Masjid Darul Huda Simpang Dama, semuanya tidak terlepas dari Himmatul Fata.
Bahkan, baru-baru ini, Majelis Pengajian dan Khatam Al Qur’an itu sukses mengadakan Perlombaan MTQ Dewasa yang bertempat di Halaman Masjid Darul Huda. MTQ Dewasa itu dikhususkan kepada orang-orang tua yang sudah berumur, rata-rata peserta berumur 30 tahun ke atas. Tanpa malu, enggan dan takut, para peserta tampil menggeliat dan penuh semangat hingga akhir perlombaan berlangsung.
Dalam sejarah Simpang Dama dan sekitarnya, MTQ Dewasa baru pertama kali digelar. Dan rasanya, menurut hemat penulis, MTQ Dewasa ini belum pernah kita temukan di beberapa tempat, kecuali Simpang Dama.
Di samping untuk uji mental dan kemampuan, MTQ Dewasa juga ajang silaturahmi sekaligus khidmat para peserta terhadap Abu Simpang Dama. Seolah, peserta ingin menjelaskan bahwa apa yang Abu salurkan selama ini tidaklah sia-sia. Masyaallah, Tabarakallah.
Himmatul Fata sangat layak dan pantas disebut dan dicatat sebagai organisasi yang telah menoreh sejarah dalam kiprahnya. Organisasi yang didukung penuh oleh dua lembaga, yaitu Dayah Babussa’adah Al Munawwarah dan Dayah Bustanul ‘Arifin. Di bawah naungan dua Ulama, Abu Simpang Dama dan Abana Simpang Dama ini Himmatul Fata hadir sebagai sebuah keniscayaan dalam membentuk karakter dan mengubah peradaban di Simpang Dama.
Simpang Dama sebelum kehadiran Himmatul Fata, kurang terurus dalam bidang keagamaan. Abu Simpang Dama, Almarhum Abu Luthan (Ayahanda Abana), keduanya merupakan cahaya di tengah kegelapan, namun kala itu sokongan dan dukungan terhadap perjuangan kedua ulama itu tidaklah eksis dan kompeten seperti sekarang ini.
Namun, setelah Himmatul Fata itu ada, Abu dan Abana pun memiliki satu wadah yang untuk mereformasi sistem dan membawa perubahan untuk Simpang Dama. Kini, Simpang Dama menjadi terang berkat perjuangan dan kiprah Himmatul Fata, wejangan Abu dan Mindset Abana perlahan terealisasikan dengan baik dan signifikan.
Simpang Dama berubah menjadi Kampung Qur’ani, Masyarakat-masyarakatnya ramah dan menyenangkan, kegiatannya pun dipenuhi dengan Zikir dan belajar baik Al Qur’an maupun kitab-kitab turats. Tak ada lagi kekacauan, semuanya menjadi kegembiraan, keindahan dan hawa sejuk yang nyaman dinikmati dan enggan dilupakan apalagi ditinggalkan.
Eksistensi Himmatul Fata dalam mereformasi peradaban Simpang Dama sangatlah tidak bisa kita pungkiri dan sangat patut diapresiasi. Perubahan demi perubahan itu langsung Penulis rasakan sendiri keindahan dan kekompakannya. Di mana kedatangan kami di Dayah Babussa’adah Al Munawwarah Simpang Dama pada Oktober 2018 lalu disambut dengan baik, antusias dan sumringah oleh masyarakat Simpang Dama.
Kebaikan dan perbaikan itu adalah buah dari perjuangan dan jerih payah Himmatul Fata dalam menata daerah yang secara geografis terletak berdekatan dengan Jalan Medan-Banda Aceh tersebut. Himmatul Fata adalah Rahmat dari Allah SWT kepada masyarakat sekitar khususnya dan kita semuanya umumnya.
*Penulis adalah Dewan Guru Dayah Babussa’adah Al Munawwarah Simpang Dama Gampong Ulee Tanoh Kecamatan Tanah Pasir Aceh Utara.