Lhokseumawe | Infoacehutara.com – Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh menyelenggarakan kegiatan “Meurunoe Energi” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Belajar Energi.
Kegiatan tersebut diselenggarakan DEM Aceh dalam rangka menyambut Milad yang ke-3 tahun pada tanggal 20 Oktober 2022 mendatang. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
Presiden DEM Aceh Andrey Revaldi mengatakan bahwa kegiatan ini diawali pada bulan September 2022 hingga triwulan tahun 2023 dengan sistem online (webinar), offline (seminar) serta gabungan offline dan online (hybrid system). Minggu,(26/9/2022)
“September tahun ini kegiatan Meurunoe Energi diadakan secara online (webinar) dengan bertemakan Peran Riset dan Teknologi di Dunia Industri Energi 4.0,” ujar Andrey pada Minggu (26/9/2022).
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Head of IDD Project Acceleration Unit SKK Migas Muhammad Arfan dan Sekretaris Jenderal Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia Robi Juandry.
Pemateri pertama Muhammad Arfan menyampaikan tentang Rencana Strategis Industri Hulu Migas IOG 4.0. Energi menjadi komoditas global yang menjadi kebutuhan semua negara yang ada di dunia. Kebutuhan Coal (batubara) pada tahun yang akan datang angka turun drastis mempertimbangkan efek gas rumah kaca guna mencapai Net Zero Emission.
Kata Arfan, perbandingan terbalik dengan Natural Gas yang semakin tahun melonjak tinggi serta kebutuhan Oil yang masih tetap stabil di masa yang akan datang. Adapun kebutuhan migas saat ini melambung tinggi karena efek perang Rusia-Ukraina yang membuat supply menjadi sedikit.
“Energy supply shock berhubungan dengan Domestic Market Obligation (DMO) dimana stok sedikit membuat harga semakin tinggi. Program IOG 4.0 ini memiliki 10 pilar dan pendukung, 25 program kunci, lebih dari 80 target serta lebih dari 200 rencana aksi,” ungkap Arfan.
Selanjutnya, Arfan menjelaskan, dalam upaya mengurangi volume dan nilai impor Indonesia terhadap migas baik dalam bentuk mentah ataupun produk jadi, transisi energi juga diperlukan guna mempersiapkan itu. Volume impor BBM RI pada tahun 2020 sebanyak 21,93 juta ton dan meningkat 5,5 persen pada tahun 2021 menjadi 29,79 juta ton serta pada tahun 2022 akan meningkat lagi.
“Dengan semakin banyak Indonesia mengimpor energi maka akan semakin banyak uang yang akan pemerintah kucurkan karena kebutuhan energi bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi Indonesia,” jelas Arfan sambil berpesan kepada peserta agar terus mengadakan kegiatan positif seperti diskusi bidang Migas ini.
Pemateri kedua, Sekretaris Jenderal DEM Indonesia Robi Juandry membahas tentang peran pemuda terutama kalangan mahasiswa dalam konsep transisi energi.
“Peran pemuda sangat penting dalam konsep transisi energi ini, bukan 2030, bukan tunggu 2045 tetapi harus dimulai dari sekarang sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tegas Robi.
Sementara itu, PIC Meurunoe Energi DEM Aceh Awaf Wirajaya menyebutkan bahwa pentingnya mengajak kalangan mahasiswa untuk gerakan sadar energi.
“Urgensi dari kegiatan ini adalah mengedukasi dan membangkitkan gairah para masyarakat, kaum pemuda serta mahasiswa-mahasiswi untuk mengetahui pentingnya energi dan gerakan sadar energi untuk menuju Indonesia di sektor efisiensi, mandiri dan kedaulatan energi,” sebut Awaf.
Diketahui dari sumber Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), subsidi energi pada tahun 2020 sebesar Rp 108,8 Triliun, lalu di tahun 2021 subsidi energi sebesar Rp 140,41 Triliun atau naik 29 persen dan kemudian pada tahun 2022 subsidi bengkak di angka Rp 502,4 Triliun atau naik 257,8 persen dengan ICP per Juni 2022 sebesar US $ 117,62 per barel.
Transisi energi baik dari sektor fosil ke EBT (Energi Baru Terbarukan) serta dari pemanfaatan domestik ke lokal. Contohnya pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan seperti PLTS, PLTA, PLTP, PLTB dan lain-lainnya serta pemanfaatan batubara yang digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan di dalam negeri dan pemanfaatan gas dengan produk LNG sebagai pengganti LPG.