Lhoksukon | Infoacehutara.com — Daebak, kata dalam bahasa Korea yang bermakna luar biasa. Kata yang satu ini layak ditabalkan pada mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok 112 Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh (Unimal).
Pasalnya kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pupuk Organik yang dilakukan kelompok ini berbeda dengan yang lain, manfaatnya dapat dirasakan masyarakat Gampong Keude Blang Mee Pulo Klat, Kecamatan Samudera, Aceh Utara.
Ketua Kelompok 112, Tri Ananda Rivalzi, mengatakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik yang digelar pada Sabtu, 18 Januari 2025, merupakan program yang paling cocok bagi warga desa tersebut yang umumnya berprofesi sebagai petani.
“Kegiatan ini dilakukan dengan alasan karena masyarakat Gampong Keude Blang Mee Pulo Klat memiliki mata pencaharian sebagai petani,” ujar Rival kepada Info Aceh Utara, Minggu (19/1).
Rival berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini masyarakat dapat menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka untuk membuat pupuk organik dan tidak menggunakan pupuk kimia yang lama-lama dapat merusak unsur tanah.
“Semoga kegiatan sosialisasi dan pelatihan pupuk organik ini dapat membuat langkah baru dalam bertani pada masyarakat Gampong Keude Blang Mee Pulo Klat dan masyarakat tidak lagi menggunakan pupuk berbahan kimia,” tuturnya.
“Ini juga upaya mendukung program pemerintah meningkatkan ketahanan pangan nasional,” tandas Rival.
Anggota Kelompok 112, Andri Sutrisno Boangmanalu, yang tampil sebagai narasumber pelatihan mengatakan alat dan bahan untuk pembuatan pupuk organik juga sangat gampang dan mudah ditemui karena hanya menggunakan kotoran hewan ternak, daun-daun hijau, sekam padi bakar, jerami dan EM4 (Effective Microorganism 4).
Lebih lanjut, Andri menyebut, kelompoknya sudah melakukan asesmen awal, memetakan potensi desa tersebut.
“Banyak kotoran hewan di gampong ini yang tidak digunakan dan dibuang begitu saja serta banyak warga yang kurang mengetahui cara membuat pupuk organik sehingga kami berinisiasi membuat sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik ini,” papar Andri yang juga tampil sebagai narasumber pelatihan.
Menurutnya, untuk membuat pupuk organik ini bahannya sangat mudah seperti kotoran hewan, sekam padi bakar, daun-daun hijau, jerami, yakult, gula merah, dan EM4.
“Nantinya semua bahan ini akan dicampur semua dan didiamkan selama kurang lebih satu bulan di tempat yang kedap udara,” jelas Andri.
Sementara itu, Sekdes Gampong Keude Blang Mee Pulo Klat, Zulbahri mengapresiasi program mahasiswa KKN PPM Unimal di desanya.
“Banyak masyarakat yang menggunakan pupuk kimia karena lebih efektif dan cepat. Sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat beralih menggunakan pupuk organik,” ujar Sekdes Zulbahri. []