Lhokseumawe | Infoacehutara.com — Interdisciplinary Research and International Strategy (IRIS) Institute Malaysia menjalin kemitraan strategis dengan Center for Information of Sumatra Pasai Heritage (CISAH) untuk meningkatkan kolaborasi di bidang penelitian sejarah dan penyelenggaraan seminar internasional.
Pertemuan penting ini berlangsung di kompleks Dayah Tahfidzul Qur’an Ar-Raudhah, Lhokseumawe, pada Minggu, 31 Agustus. Kedua lembaga berkomitmen untuk mengembangkan riset yang bermanfaat bagi dunia Islam dan masyarakat global.
IRIS Institute, yang dikenal sebagai pusat kajian strategis bertaraf internasional, menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin, terutama dalam mengangkat nilai-nilai sejarah dan peradaban Sumatra Pasai yang memiliki peran signifikan dalam sejarah dunia Islam.
Ketua delegasi IRIS Institute, Asyraf Farique, menyatakan bahwa pihaknya melihat CISAH sebagai mitra penting untuk mengkaji dan memperkenalkan kembali warisan sejarah Sumatra Pasai kepada dunia internasional. “Sejarah Sumatra Pasai adalah warisan peradaban Islam yang bernilai tinggi,” ujarnya.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memperluas penelitian serta menghadirkan forum-forum ilmiah yang bermanfaat. Tentu saja, ini juga dapat mengembalikan hakikat sejarah Islam sebagaimana mestinya, tanpa adanya kepentingan yang sengaja mengecilkan narasi itu sendiri,” tambah Asyraf.
Sementara itu, perwakilan CISAH, Sukarna Putra, menyambut baik inisiatif IRIS Institute Malaysia. Ia menilai kerja sama ini sebagai langkah maju untuk menjadikan sejarah Sumatra Pasai sebagai bahan kajian akademik yang lebih luas dan sarana edukasi publik di tingkat regional maupun global.
Sebagai tindak lanjut, kedua lembaga sepakat untuk merancang program bersama, termasuk kajian sejarah, publikasi akademik, dan penyelenggaraan seminar internasional yang akan mempertemukan para ilmuwan, peneliti, dan pakar dari berbagai negara.
“Kerja sama ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat hubungan antara Malaysia dan Aceh, khususnya dalam bidang sejarah, kebudayaan, dan strategi pembangunan peradaban Islam,” pungkas Sukarna. []