Aceh Utara | Infoacehutara.com — Fajar baru saja menyingsing di Desa Baro Kulam Gajah, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, ketika suara tangisan lirih memecah keheningan subuh. Bukan suara biasa, melainkan tangisan seorang bayi laki-laki yang kemudian mengungkap kisah pilu tentang penelantaran dan harapan baru.
Muhammad Yahya (53), seorang guru sekolah dasar yang rutin menunaikan salat subuh di masjid desa, menjadi saksi awal dari peristiwa yang menggugah hati ini. Dalam perjalanan pulang, telinganya menangkap suara tangisan yang berasal dari arah persawahan. Merasa ada yang tidak biasa, ia segera memberi tahu istrinya, seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Syamtalira Bayu.
Berbekal naluri dan rasa kemanusiaan, pasangan suami istri itu menyusuri semak-semak di tepi sawah. Di sana, mereka menemukan seorang bayi laki-laki yang diperkirakan baru berusia lima hari, tergeletak tanpa pengasuh, dalam kondisi hidup namun memerlukan pertolongan segera. Tanpa ragu, mereka membawa bayi tersebut ke rumah untuk diberikan pertolongan awal sebelum menghubungi pihak kepolisian.
Tak lama berselang, Kanit Intelkam Polsek Syamtalira Bayu, Aiptu Muttaqim, bersama personel kepolisian, tiba di lokasi dan segera mengevakuasi bayi tersebut ke Puskesmas guna mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.
Kabar penemuan bayi telantar ini pun sampai ke jajaran kepolisian tingkat kabupaten/kota. Wakapolres Lhokseumawe, Kompol Salmidin, turun langsung ke Puskesmas Syamtalira Bayu untuk meninjau kondisi bayi dan memastikan proses penanganan berjalan dengan baik.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Langkah cepat telah kami ambil untuk memastikan keselamatan bayi dan mengusut tuntas kasus penelantarannya,” ujar Kompol Salmidin mewakili Kapolres Lhokseumawe, AKBP Ahzan.
Kepala Puskesmas Syamtalira Bayu, Nurhibbati Amrita, menyampaikan bahwa kondisi bayi saat ini stabil dan sedang dirawat intensif oleh tenaga medis. Koordinasi telah dilakukan dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Muspika setempat untuk menelusuri asal-usul bayi dan pihak yang bertanggung jawab atas penelantarannya.
“Keselamatan dan masa depan bayi ini menjadi prioritas kami. Kami mengajak masyarakat untuk turut serta memberikan informasi jika mengetahui latar belakang bayi ini,” tegas Kompol Salmidin.
Untuk sementara, bayi tersebut dirawat di Puskesmas setempat sambil menunggu tindak lanjut dari instansi perlindungan anak. Di tengah ketidakpastian, satu hal yang pasti: tangisan subuh itu telah menyentuh hati banyak orang dan membuka jalan bagi harapan baru bagi sang bayi. []