LHOKSUKON | INFO ACEH UTARA – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh melakukan aksi penertiban pasar dari kosmetik ilegal dan mengandung bahan berbahaya pada minggu ke-3 dan ke-4 Juli 2022 yang dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Kepala BBPOM Provinsi Aceh Yudi Noviandi M.Sc.Tech Apt, dalam konferensi pers di Banda Aceh pada Selasa (2/8/2022) mengatakan penertiban itu bertujuan untuk menurunkan tingkat peredaran kosmetik ilegal. Selain itu, untuk menunjukkan kinerja Badan POM dalam melindungi kesehatan masyarakat dari resiko kesehatan akibat penggunaan kosmetika. Badan POM perlu melakukan Aksi Penertiban Pasar dari Kosmetik Ilegal dan/atau mengandung Bahan Berbahaya Tahun 2022.
Adapun yang menjadi target pengawasan adalah kosmetik tanpa izin edar (TIE), kosmetik mengandung bahan berbahaya, kedaluwarsa, dan rusak pada sarana yang mengedarkan kosmetik, sarana yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai tempat peredaran kosmetik dan sarana distribusi yang berdasarkan analisis resiko berpotensi mengedarkan kosmetik ilegal dan/atau mengandung bahan berbahaya.
Pada kegiatan tersebut, BBPOM Aceh telah melakukan Aksi Penertiban Pasar dari Kosmetik Ilegal dan/atau mengandung Bahan Berbahaya di beberapa kabupaten kota yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Lhokseumawe, dan Aceh Utara bersama Lintas Sektor terkait yaitu Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
“Jumlah sarana yang diperiksa adalah sebanyak 52 sarana dengan hasil 32 sarana Memenuhi Ketentuan dan 20 Sarana Tidak Memenuhi Ketentuan yakni menjual Kosmetika Tanpa Izin Edar (TIE) dan/atau mengandung Bahan Berbahaya,” ungkap Yudi dalam keterangan yang diterima media ini pada Kamis, 4 Agustus 2022.
Di kabupaten Aceh Utara dari 14 sarana yang diperiksa, 9 diantaranya memenuhi ketentuan, sedangkan 5 sarana lainnya mengedarkan Kosmetik TIE, tapi tidak ditemukan mengedarkan Kosmetik mengandung bahan berbahaya. Sementara di Kota Lhokseumawe dari 15 sarana yang diperiksa, 8 sarana memenuhi ketentuan, sedangkan 7 sarana mengedarkan Kosmetika TIE, dimana 1 sarana diantaranya mengedarkan Kosmetik mengandung bahan berbahaya.
Jenis kosmetik Kosmetik TIE yang masih banyak ditemukan berupa Lipstik, Lip Gloss, Lip Balm, Lip Tint, Nail Polish, BB Cream, Masker Wajah dan Pensil Alis.
Jenis Kosmetik yang mengandung bahan berbahaya yang ditemukan berupa Facial cream, Lotion, Day and Night Facial Cream dan Make Up Palette. Kosmetik tersebut mengandung Merkuri dan Timbal, yang merupakan logam berat yang dilarang digunakan pada sediaan kosmetik.
Efek berbahaya penggunaan merkuri dalam produk perawatan kulit adalah menimbulkan bintik-bintik hitam pada kulit, reaksi alergi, iritasi kulit, bersifat karsinogenik dan mutagenic. Penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada mata, paru-paru, pencernaan, saraf, ginjal dan sistem kekebalan tubuh.
Lebih lanjut, Kepala BBPOM Aceh mengatakan bahwa penggunaan kosmetik yang mengandung timbal yang terakumulasi dalam tubuh, timbal akan menumpuk di dalam darah, terakumulasi di organ hati, ginjal, pankreas, dan paru-paru, lalu merusak fungsi organ tersebut. Paparan timbal telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti neurotoksisitas atau permasalahan kemampuan belajar dan berperilaku, mengurangi kesuburan pada pria dan wanita, memicu perubahan hormon, serta menimbulkan masalah menstruasi.
“Terhadap sarana yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) diberikan tindak lanjut sesuai ketentuan yang berlaku. Tentu saja dengan mengutamakan pembinaan terhadap pelaku usaha. Adapun terhadap Barang Temuan dilakukan pemusnahan oleh pemiliknya dengan pembuatan Surat Pernyataan dan Berita Acara Pemusnahan yang disaksikan oleh petugas Balai Besar POM di Banda Aceh,” kata Yudi
“Kami Balai Besar POM di Banda Aceh menghimbau kepada pelaku usaha untuk selalu mentaati peraturan yang berlaku dan kepada konsumen untuk selalu cerdas dalam memilih produk kosmetik yang akan digunakan dengan selalu Cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Kadaluarsa) dari produk kosmetik yang dibeli atau digunakan. Jika masyarakat memerlukan informasi tentang produk Obat dan Makanan dapat menghubungi Kantor Balai Besar POM di Banda Aceh,” imbuh Yudi.