Banda Aceh | Info Aceh Utara – Komunitas Peubeudoh Sejarah, Adat dan Budaya (Peusaba) Aceh menyampaikan informasi penemuan kompleks makam. Hal tersebut disampaikan Peusaba Aceh melalui rilis yang diterima media infoacehutara.com pada Kamis, 7 Juli 2022.
Dari informasi yang didapatkan Tim Peusaba Aceh tentang ditemukan situs sejarah kompleks makam era Kesultanan Aceh berlokasi di depan Pasar Al Mahirah Lamdingin, Banda Aceh yang mengarah ke tambak.
“Kawasan tersebut akan dibangun menjadi kawasan perumahan,” jelas ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman.
Setelah mendapatkan Informasi A1 Tim Peusaba bergerak cepat menuju lokasi. Hanya berjarak beberapa meter dari Pasar Al Mahirah arah makam Syiah Kuala, terdapat plang kompleks pembangunan perumahan baru.
Tim langsung bergerak ke arah tambak. Di Kawasan tambak sudah terdapat banyak tanah timbunan untuk pembangunan perumahan. Di Tengah tambak, Tim menemukan tanah yang posisinya agak tinggi berisi kompleks makam, yang terdiri dari beberapa makam dengan desain nisan kuno yang unik, dan satu makam yang memiliki ketinggian nisan hampir 2 meter.
Nisan kuno yang ditemukan paling tinggi berbentuk bulat, dengan 8 segi seperti lentera Arab. Bentuk nisan makam seperti ini biasanya digunakan untuk makam ulama atau Habib, dan di atas nisan terdapat bentuk kulah kama, yaitu hiasan di atas kepala kupiah Aceh.
“Bisa dipastikan kalau makam ini adalah makam ulama besar dan tokoh penting era Kesultanan Aceh Darussalam. Perlu penelusuran lebih lanjut kemungkinan hubungan ulama besar ini dengan Syiah Kuala,” kata Mawardi.
Bentuk lentera memang sering digunakan pada makam ulama Kesultanan Aceh, karena para ulama adalah lentera atau Tanglong dalam bahasa Aceh.
Wajeb ta ikot nariet Teungku Siyah
Aulia Allah teungoh setia
Raja Aceh yang mat Nanggroe
Tanglong Nanggroe Ulama Siyah Aulia
Di kompleks ini juga terdapat nisan yang memiliki bentuk unik enam persegi sebagaimana yang terdapat di makam Wazir A’zam Maharaja Seri Maharaja di Gampong Gurah dan Makam Sultan Sayyidil Mukammil, serta ada nisan makam bentuk 4 persegi seperti yang terdapat dikompleks makam Raja-Raja Aceh, juga ada makam batu Aceh periode akhir abad 18.
Ini menandakan bahwa kawasan situs sejarah pemakaman di depan pasar Al Mahirah adalah kawasan makam penting era Kesultanan Aceh Darussalam.
Ketua Peusaba Mawardi Usman meminta Pemerintah Kota Banda Aceh melindungi kompleks makam penting era Kesultanan Aceh yang terdapat di depan Pasar Al Mahirah, sebab itu adalah warisan sejarah penting bagi peradaban sejarah Islam di Aceh dan Asia Tenggara.
Peusaba juga meminta developer yang membangun perumahan serta para pihak terkait agar dapat menjaga makam penting era kesultanan Aceh Darussalam.
“Jangan sampai terulang kembali pemusnahan situs makam para Ulama, seperti yang terjadi dalam pembangunan Pasar Al Mahirah. Kawasan Pasar Al Mahirah dan sekitarnya di kawasan Syiah Kuala adalah kawasan Situs Sejarah, yang dipenuhi dengan kompleks makam-makam para Ulama Aulia dan Tokoh Kesultanan Aceh yang wajib kita hormati,” tutup Ketua Peusaba.