Lhoksukon | Infoacehutara.com — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Malikussaleh (Unimal) menggelar pelatihan kerajinan EcoPrint with Technology Trieng Teupin Keubeu, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, pada Sabtu, 18 Januari 2024.
Sesuai dengan namanya EcoPrint adalah teknik mencetak secara alami dengan bahan bahan yang ada di alam sekitar seperti daun, bunga-bunga dan batang bunga yang dijadikan motif saat proses pencetakan kain.
Ketua Kelompok 176, Yogi Januar Adhari mengatakan pelatihan diikuti ibu-ibu Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) desa setempat.
“Tujuan dan output kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan mendorong perekonomian kepada ibu-ibu PKK dengan memanfaatkan bahan alami yang ada di sekitar Gampong Trieng Teupin Keubeu,” ungkap Yogi kepada Info Aceh Utara, Rabu (22/1).
Anggota Kelompok 176, Maudy Nurzarina yang tampil sebagai narasumber pelatihan, menjelaskan serta mempraktikkan setiap proses pembuatan EcoPrint secara detail dan bertahap.
“Sebelum proses pencetakan, kain akan dicetak terlebih dahulu di treatment dengan cara direbus dengan bahan ecoprint (mordan) lalu diamkan selama 12 jam. Berikutnya, kain dijemur dan dikeringkan,” jelas Maudy.
Selanjutnya, proses kedua dinamakan Scoring adalah proses membilas kain yang sebelumnya sudah di mordan. Kemudian, proses selanjutnya pewarnaan kain di berikan warna daun di tatakan di atas kain.
“Setelah penataan daun, kain langsung masuk proses menggulung. Selesai proses penggulungan kain, selanjutnya siap untuk di kukus dalam waktu kurang lebih dua jam,” tambahnya.
Terakhir, proses finishing kain, yaitu kain dikukus siap untuk di fiksasi, di mana kain yang sudah di angkat dari kukusan kemudian di buka kainnya untuk dikering-anginkan dan kain yang sudah kering disimpan sampai 7 hari lamanya.
“Setelah tujuh hari kain dibilas menggunakan tunjung, kain dijemur kembali. Semua tahapan telah dilalui dan akan menghasilkan kain bermotif daun yang memiliki daya tarik dan harga jual tinggi,” pungkas Maudy.
Selain memberikan pelatihan, Kelompok 176 juga memperkenalkan kepada ibu-ibu Gampong Trieng Teupin Keubeu tentang teknologi berbasis E-commerce.
Pada sesi ini, Anggota Kelompok 176, Rizky Ahmad Zidan menjelaskan tentang pemanfaatan teknologi pemasaran berbasis E-commerce. Hasil EcoPrint tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian ibu-ibu rumah tangga.
“Melalui aplikasi seperti Shopee, Marketplace Facebook ataupun Lazada, ibu-ibu di gampong bisa memasarkan atau menjual hasil EcoPrint nya ke khalayak lebih luas dan dikenal di daerah lainnya. Keuntungan yang didapat juga sangat banyak. Selain dengan modal yang minim, keuntungan dan potensi penjualan juga meningkat daripada dijual secara offline,” beber Zidan. []