Lhoksukon | Infoacehutara.com — Lembaga Pembelaan Lingkungan Hidup dan HAM Aceh (LPLHa) menggelar kegiatan Capacity Building (peningkatan kapasitas) bagi Unit Pengelola Gampong Lanskap Aceh Utara-Peusangan.
Kegiatan pelatihan selama dua hari ini diikuti oleh puluhan peserta dari UPG Cot Girek, UPG Langkahan, Fasilitator Gampong, tokoh perempuan, tokoh masyarakat, dan aparatur gampong, berlangsung di Aula Kantor Camat Cot Girek, Sabtu (21/6/2025).
Acara ini didukung oleh Kementerian Kehutanan RI, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, dan program CONSERVE dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia.
Turut hadir Anggota DPRK Aceh Utara, Marzuki Y yang ikut memotivasi peserta pelatihan. Geuchik Marzuki merupakan Anggota Komisi II DPRK dari Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh yang membawahi Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup.
Direktur LPLHa, Nabhani Yustisi, menyampaikan capaian selama 2 tahun rangkaian program di kawasan tersebut. Salah satunya, yaitu terbentuknya Unit Pengelola Gampong (UPG) di lima gampong yang berada di koridor gajah, yaitu Gampong Lubok Pusaka (Kecamatan Langkahan), Cot Girek (Kecamatan Cot Girek), Alue Lhok, Peureupok, dan Blang Pante (Kecamatan Paya Bakong)
“Kelima desa ini memiliki intensitas konflik manusia dan satwa liar yang tinggi, terutama interaksi negatif dengan kawanan gajah liar yang sering menyebabkan kerugian, baik bagi warga, seperti kerusakan kebun, maupun satwa itu sendiri, yakni kehilangan koridor,” katanya kepada Info Aceh Utara, Sabtu (21/6).
Untuk mengurangi konflik ini, LPLHa membentuk UPG yang bertugas memantau pergerakan gajah liar dan menghalau kawanan gajah yang mendekati permukiman atau perkebunan warga.
“Hari ini, anggota UPG dibekali pelatihan mitigasi konflik satwa liar oleh BKSDA Aceh Resort Aceh Utara, mereka akan dilengkapi teknologi. Besok, peserta pelatihan akan mengikuti simulasi, sekaligus kita serahkan perlengkapan dan peralatan,” terang Nabhani.
Sehari sebelumnya, pada Kamis (19/6), LPLHa juga mengadakan pelatihan serupa untuk UPG Paya Bakong.
“Kita berharap dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam mencegah dan menangani konflik antara manusia dan satwa liar, serta memastikan keselamatan manusia dan kelestarian satwa liar,” katanya.
Kegiatan ini dimoderatori oleh Zulfahmi dan dipandu oleh fasilitator senior Saifuddin Idris. Usai pembukaan, peserta mengisi instrumen pretest guna mengukur pengetahuan awal sebelum memulai pelatihan. Di akhir pelatihan peserta juga mengisi post test untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelatihan.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber Zohra S.Pt dari BKSDA Aceh Resort Konservasi Wilayah 12 Aceh Utara Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Lhokseumawe. Zohra memaparkan materi tentang regulasi kebijakan konservasi dan mitigasi konflik satwa liar.
Narasumber kedua menghadirkan Kepala Resort BKSDA Aceh Utara, Nurdin yang menyampaikan materi tentang pemahaman ekologi dan perilaku satwa liar sebagai dasar dalam mitigasi konflik. Ia juga memaparkan penerapan teknologi dalam penanganan satwa liar, terutama gajah.
“Tujuan mempelajari perilaku satwa liar ini untuk memahami tentang bagaimana satwa berinteraksi dengan lingkungannya, bertahan hidup, dan berkembang biak, serta bagaimana perilaku tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dan pelestarian satwa itu sendiri,” ungkap pria dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang konservasi ini.
Pada sesi selanjutnya, Tgk. Nazaruddin S.Sos.I M.Ag, narasumber ketiga memaparkan materi pengembangan organisasi dan konsep keberlanjutan unit pengelola gampong. Ia menyebut konsep keberlanjutan organisasi lingkungan hidup berfokus pada upaya menjaga keseimbangan ekologi.
“Selain itu, keberadaan organisasi juga bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang dan mendatang,” kata Anggota DPRK Aceh Utara periode 2019-2024 ini.
Salah seorang peserta pelatihan, M. Nur, dalam sesi diskusi dan tanya jawab menyampaikan harapannya akan keberlangsungan UPG. Ia berharap, UPG menjadi program jangka panjang dan berkelanjutan. Ia juga meminta dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah daerah untuk kesuksesan program tersebut.
“Kami berharap unit pengelola gampong ini dapat tumbuh secara mandiri dalam mengembangkan kegiatan ekonomi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Kami berterima kasih atas upaya LPLHa, semoga dapat terus mendampingi UPG,” harapnya.
LPLHa menegaskan komitmennya dalam bidang pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang telah dilaksanakan lembaga yang didirikan sejak tahun 1992 ini diantaranya konservasi Lanskap Cot Girek, restorasi lahan, penghijauan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi. Baru-baru ini, LPLHa telah melaksanakan kegiatan setek pohon durian unggulan di Kecamatan Paya Bakong. []