Lhoksukon | Info Aceh Utara – Museum Islam Samudra Pasai Kabupaten Aceh Utara menyelenggarakan Seminar Hasil Kajian Koleksi Keramologika bertempat di Aula Hotel Diana, Lhokseumawe pada Sabtu, 25 Juni 2022.
Ketua panitia seminar, Ir Nurliana NA kepada infoacehutara.com mengatakan seminar tersebut merupakan kegiatan rutin museum dalam upaya menggali informasi yang lebih detail tentang koleksi benda tinggalan sejarah kerajaan Islam Samudra Pasai. Pihaknya mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Kepala BPCB Aceh-Sumut Drs. Nurmatias dan Jihadul Hayal, perwakilan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
“Pada seminar ini koleksi yang dikaji merupakan kelompok koleksi keramik (Keramologika). Kita mengundang unsur tenaga pendidik dari berbagai tingkatan pendidikan, mahasiswa dari perguruan tinggi Universitas Malikussaleh khususnya jurusan Antropologi dan Sosiologi, IAIN Lhokseumawe, dan Politeknik Negeri Lhokseumawe. Hadir juga para Expeditor dari LSM pegiat sejarah yaitu CISAH, dan Duta Museum Aceh Utara,” ungkap Nurliana.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin S.Sos M.Pd saat membuka acara menyampaikan bahwa seminar tersebut bertujuan menggali informasi sejarah agar mampu memahami dan menghargai sebagai pembelajaran untuk kesuksesan di masa depan.
“Gerabah atau keramik adalah bukti bahwa Samudra Pasai merupakan pusat perdagangan, disini berbagai jenis gerabah yang berasal dari berbagai negara. Semoga seminar ini menghasilkan suatu kesepakatan yang akan menjadi dasar untuk lebih menjaga dan merawat benda-benda tinggalan sejarah,” harapnya.
Keramologika adalah benda koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat yang dibakar berupa barang pecah. Keramik menjadi salah satu jenis temuan arkeologis yang paling bermakna untuk membuktikan adanya kegiatan pelayaran dan perdagangan jarak jauh dunia melalui jalur laut. Hal ini menjadi bukti bahwa kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat perdagangan dunia di nusantara.
Deddy Satria, SS yang menjadi narasumber pada seminar tersebut membeberkan tentang benda keramik pada masa kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13 sampai 16 Masehi. Deddy yang merupakan Arkeolog tersebut adalah pakar keramologika asal Banda Aceh.
Menurut Deddy, dari hasil pengamatan, ada sangat banyak jenis keramik yang ditemukan di kawasan Aceh Utara, tungku pembuatannya berasal dari berbagai penjuru dunia. Jenis Keramik yang diperdagangkan pada masa Samudra Pasai berasal dari Cina, Vietnam, Siam (Thailand), Kamboja, Birma-Pegu (Myanmar), Kambayat (Ghurgan, Gujarat), Syam (Syiria), dan Mesir
Lokasi penemuan keramik ini ditemukan di berbagai lokasi di Aceh Utara meliputi wilayah luas dalam tambak masyarakat di dekat lokasi makam maupun bekas pemukiman sepanjang Krueng (Sungai) Pasai dan Krueng (Sungai) Keureuto atau kawasan Kenegerian Keureuto. Wilayah tersebut oleh Tim Survey CISAH (Central Information of Samudra Heritage) diperkirakan sebagai kawasan inti Pasai kuno.