Lhoksukon | Infoacehutara.com – Merespon keresahan masyarakat terkait beredarnya foto sekelompok remaja yang menenteng senjata tajam (Sajam) di depan kantor pemerintahan kabupaten Aceh Utara, di Landing, Lhoksukon, Polres Aceh Utara bergerak cepat menelusuri informasi tersebut.
Foto tersebut memperlihatkan kelompok remaja berjumlah 13 orang yang 4 diantaranya memegang sajam jenis pedang samurai (katana), celurit, dan pisau. Sontak, masyarakat dibuat was was dengan isu adanya begal di Aceh Utara. Keresahan itu diungkapkan melalui komentar-komentar di berbagai platform media sosial.
Sat Reskrim Polres Aceh Utara kemudian mengamankan 7 orang remaja tersebut didampingi orang tua masing-masing dan perangkat desa. Kawanan remaja itu menjalani pemeriksaan kemudian membuat surat pernyataan sebelum diizinkan pulang, untuk selanjutnya kawanan remaja itu akan mendapat pembinaan dari Satpol PP dan WH.
Kapolres Aceh Utara AKBP Deden Heksaputera S, melalui Kasat Reskrim AKP Novrizaldi, menyampaikan jika foto yang viral di media sosial itu diambil sekitar tiga bulan yang lalu dan baru viral pada Kamis, 18 Januari 2024 kemarin.
“Beberapa waktu lalu sebagian dari kawanan remaja ini ada yang sudah diamankan oleh Satpol PP-WH Lhokseumawe dan kini telah menjalani pembinaan, hari ini 7 orang lainnya dari kawanan itu dihantar dan didampingi orang tua masing-masing ke Polres Aceh Utara untuk kita lakukan pembinaan juga dan membuat surat pernyataan,” ungkap Novrizaldi di Mapolres setempat, Lhoksukon, Jumat, 19 Januari 2024 sore.
Ia menegaskan, jika aktivitas remaja itu hanyalah kenakalan remaja yang mana motif dari mereka melakukan aksi foto dengan mengacungkan senjata tajam hanyalah untuk konten.
“Kita tegaskan disini mereka bukan begal, sejauh ini mereka belum pernah melakukan tindak kriminal dan hanya melakukan foto-foto dengan senjata tajam yang mana itu bisa dikatakan bukan suatu peristiwa tindak pidana,” tegas Novrizaldi.
Untuk kedepannya, kata dia, pihaknya berkomitmen bersama Satpol PP-WH akan berkolaborasi melakukan aktivitas bersama dalam bentuk patroli dan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
“Kita menginginkan kedepannya jangan sampai ada remaja yang terhasut ataupun terbawa kedalam kelompok-kelompok yang tidak jelas,” pungkas Kasat Reskrim AKP Novrizaldi. []