Lhoksukon | Infoacehutara.com – Wakapolres Aceh Utara Kompol Syukrif I Panigoro, menghadiri upacara tabur bunga memperingati Hari Dharma Samudera ke-62 di atas kapal KAL Bireuen l-1-70 di kawasan Dermaga Krueng Geukueh, Aceh Utara, pada Senin, 15 Januari 2024.
Pada upacara yang dipimpin Danlanal Lhokseumawe Kolonel Laut (P) Andi Susanto tersebut, dibacakan sejarah untuk mengenang pengorbanan kapal perang RI Macan Tutul yang dikomodori oleh Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso.
Yosaphat Soedarso atau yang lebih dikenal dengan nama Yos Sudarso bersama awak kapalnya mengorbankan diri demi melindungi 2 kapal perang RI lainnya dalam pertempuran melawan Belanda di laut Arafura perairan Maluku.
Pertempuran penuh semangat membela negara di laut Arafuru memberikan keteladanan sejati tentang nilai dan semangat kejuangan, yakni sikap ksatria, rela berkorban dan tak pernah gentar menghadapi musuh dalam mempertahankan wilayah dan kedaulatan negara.
Peristiwa Heroik Pertempuran Laut Aru
Hari Dharma Samudera diperingati untuk mengenang peristiwa bersejarah pada 15 Januari 1962. Dimana terjadi peristiwa pertempuran heroik Angkatan Laut Indonesia dengan Belanda, yakni pertempuran Laut Aru di perairan Maluku.
Dimana dalam peristiwa itu, terjadi pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam upaya pembebasan Irian Barat (Papua). Hari Dharma Samudera ini juga untuk mengenang kepemimpinan Komodor Yos Sudarso dalam pertempuran tersebut, sebagai peristiwa heroik Angkatan Laut.
Pertempuran ini terjadi karena Belanda melanggar perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) dan menolak menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Sehingga membuat Indonesia melalui Angkatan Lautnya, mulai melancarkan operasi senyap atau rahasia dengan mengirim pasukan ke Irian Barat.
3 kapal perang Indonesia diterjunkan menuju Irian Barat yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Namun saat mendekati Irian Barat, keberadaan ketiga kapal ini diketahui oleh Belanda, sehingga terjadi pertempuran dahsyat. Heroiknya kekuatan Angkatan Laut Indonesia tidak sehebat Belanda
Tetapi ketiga kapal ini tetap meladeni dan bertempur melawan Belanda, namun KRI Macan Tutul menjadi sasaran tembak Belanda dan tenggelam di Laut Aru. Namun Sebelum gugur terkena tembakan Belanda, Komodor Yos Sudarso yang memimpin langsung pertempuran di atas KRI Macan Tutul, mengeluarkan perintah yang terkenal hingga saat ini yaitu “Kobarkan Semangat Pertempuran”.
Komodor Yos Sudarso bersama para awak KRI Macan Tutul menjadi korban dan gugur dalam tugas negara di laut Aru. Setelah peristiwa itu, tidak pernah lagi terjadi pertempuran laut antara Indonesia dan Belanda. Karena masyarakat Irian Barat memilih bergabung dengan Indonesia. []