Oleh: Tgk Saidul Bariza Beureunuen*
Abu H Ismail bin Abu Tjut Ben (Abu TB) merupakan Ulama Alumni Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Bireuen masa kepemimpinan Allah Yarham Abon H Abdul Aziz Al Mantiqi (Abon Samalanga). Abu lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Gampong Meunasah Mee Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara hingga akhirnya Abu hijrah dan menetap sampai sekarang di Gampong Ulee Tanoh Simpang Dama Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara.
Abu yang lebih dikenal dengan sapaan Abu Simpang Dama kini menjabat sebagai Imam Besar Masjid Darul Huda Simpang Dama, Aceh Utara. Masjid Agung nan indah yang menjadi ikon kebanggaan masyarakat kemasjidan Simpang Dama, selain karena bentuknya yang indah nan menawan, halaman pekarangannya pun sangat luas, bersih dan sentral, letak masjid nya pun sangat strategis karena berada di samping jalan nasional Banda Aceh – Medan.
Simpang Dama yang dulunya merupakan sebuah desa kecil yang biasa-biasa saja bahkan hingga sempat meninggalkan cerita dan kisah buruk nan suram. Desa yang selalu dikaitkan dengan sebuah tikungan maut yang hampir tiap pekan, bulan hingga tahun saban selalu memakan korban laka lantas. Kebanyakan dari korban pula terkadang menghembuskan napas terakhirnya di desa yang masuk dalam Kecamatan Tanah Pasir itu. Mengerikan, suram, kelam dan seakan desa ini tak punya cahaya dan sinar kehidupan dimasa mendatang.
Perlahan namun pasti. Kehadiran Abu Simpang Dama, mendirikan sebuah lembaga bernama Bustanul ‘Arifin di Gampong Ulee Tanoh Simpang Dama itu kian hari menjadi awal terbitnya cahaya yang sempat padam dan suram dulunya. Masyarakat sekitar hingga dari berbagai Kabupaten/Kota lainnya memercayai pendidikan anak-anak mereka kepada ulama Alumni MUDI Mesra itu.
Singkat cerita, berkah perjuangan dan sentuhan lembut nan penuh kasih sayang Abu Simpang Dama, berbagai kegiatan keagamaan mulai aktif kembali, cerita lama itu punah, pudar seakan tak pernah terjadi. Didikan Abu sangat luar biasa, disiplin, penuh kasih, semangat dan yang paling khas adalah cara Abu merangkul semua murid-murid dan masyarakat nya bahkan Abu tidak pernah meninggikan dirinya didepan semua orang termasuk muridnya sendiri.
Walhasil, dari didikan Abu ini, kita bisa melihat sosok lembut nan bijak yang melekat pada diri Ulama Muda Aceh, Abana Simpang Dama. Sikap tegas, penuh semangat dan penyayang yang kini melekat dalam nurani ulama pimpinan Dayah MINI Aceh Abi H Umar Rafsanjani Lc MA dan beberapa sosok ulama muda lainnya.
Sosok Abu Simpang Dama sangat layak dan cocok dinobatkan sebagai Sang Maestro Perubahan dan Ulama Pengayom Umat. Tentunya, ini karena beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap umat dan masyarakat seperti halnya kehadiran Abu yang berhasil menyulap Simpang Dama menjadi kota kecil yang bernuansa Islam berlandaskan Al Qur’an dan Sunnah.
Masyarakat nya sopan dan haus akan ilmu dan rela meninggalkan urusan dunia nya untuk mencari petuah dan belajar Al Qur’an serta Ilmu Fardu lainnya kepada Abu dan beberapa Guru lainnya. Suksesnya berbagai macam kegiatan keagamaan berkah kerja sama semua kalangan masyarakat hingga kecintaan masyarakat terhadap kalangan para santri penuntut ilmu di Dayah Bustanul Arifin maupun di Dayah Babussa’adah Al Munawwarah Simpang Dama, Aceh Utara.
Abu, sosok Ulama sepuh yang tawaduk nya luar biasa, beliau sering kali berkata “beliau nyan ureung Alim that, leubeh dumpue” (beliau itu orang yang sangat Alim, serba lebih). Ketika kami bertanya tentang rekan beliau maupun adik kelas beliau ketika di MUDI dahulu. Padahal hakikatnya, ketika kami beberapa kali bertanya kepada rekan Abu atau orang yang semasa dengan Abu, semuanya memuji dan berkata “Abu Simpang Dama nyan tawadhuk that ureung, Alim that gopnyan” (Abu Simpang Dama itu tawaduk sekali orangnya, Alim pun iya).
Hal serupa juga pernah di kemukakan langsung oleh Allah Yarham Ayah Bukhari (Ayah Leuge, Peureulak, Aceh Timur) sebagaimana yang diungkapkan oleh Guru kami Tgk M Isa Iba yang secara bertatapan muka mendengar langsung perkataan Ayah Leuge yang mengatakan bahwa Abu Simpang Dama adalah gurunya Ayah Leuge. Padahal, ketika ditanya kepada Abu Simpang Dama, Ayah Leuge lebih awal belajar dan bahkan ketika Abu Simpang Dama tiba di Dayah MUDI kala itu Ayah Leuge sudah mengajar.
Inilah secuil tulisan untuk menyertai Milad Guru Kami, Abu Simpang Dama. Selebihnya, sudah pernah saya tulis dan Insya Allah selanjutnya akan kita tulis di lain waktu.
Dihari ini, hari milad Abu Simpang Dama yang ke-70 tahun. Kami selalu berharap dan berdoa, semoga Allah senantiasa menjaga Abu, memberikan rahmat, berkah dan karunianya selalu kepada Abu kami.
Selamat Milad Abu, Abu adalah pelita indah dalam hidup kami. Sebagai pendatang di Simpang Dama, saya pribadi bangga dan sangat bersyukur bisa mengenal dan akrab dengan Abu.
Abu, sertakan kami selalu dalam Doamu.
SANAH HELWAH GURU MULIA, ABU SIMPANG DAMA.
*Penulis adalah guru Dayah Babussa’adah Al Munawwarah Simpang Dama Aceh Utara