Lhokseumawe | Infoacehutara.com — Peneliti sejarah Islam dari LSM Center For Information of Sumatra Pasai Heritage (CISAH), Sukarna Putra menjadi narasumber dalam Seminar hasil kajian laporan perjalanan Sang Penjelajah asal Maroko Ibnu Baththutah.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Kabupaten Aceh Utara dan Museum Islam Samudra Pasai, bertempat di aula Hotel Lido Graha, Lhokseumawe, pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas PK Aceh Utara, Jamaluddin SSos MPd yang diwakili Kabid Kebudayaan, Yulizar SSos MSi. Seminar dipandu oleh Zulfikar Syarif SE MSM selaku moderator.
Peserta seminar berasal dari kalangan mahasiswa, para akademisi, para guru sejarah SD/SMP se-Aceh Utara, pegiat budaya dan LSM yang concern dengan isu budaya.
Sukarna Putra, dalam paparannya menjelaskan banyak hal terkait sosok bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah yang lebih dikenal sebagai Ibnu Batutah itu. Selain itu, peneliti Cisah ini juga memaparkan riwayat singkat Kesultanan Samudra Pasai.
Sukarna Putra yang juga kurator Museum Islam Samudra Pasai ini menjelaskan laporan perjalanan Ibnu Baththutah yang dikutip dari buku Rihlah Ibnu Baththutah (The Travels of Ibn Battuta/Rihlah ila l-Masyriq).
“Saya berjumpa dengan utusan Sultan Sumatra Pasai diterima oleh Sultan Malik Azh Zhahir di istana dan menghadiri majelis Sultan, Sultan dan rakyatnya bermazhab Syafi’i, rakyatnya berjihad dengan sukarela bersama sang Sultan, saya menghadiri Walimatul ‘Ursy putera Sultan, saya tinggal di Sumatra Pasai selama 2 bulan, Sultan memberikan bekal perjalanan dan cendera mata saat meninggalkan Bandar Sumatra Pasai,” kata Sukarna mengutip.
Sukarna menambahkan, Ibnu Bathutthah berkunjung ke Sumatra Pasai pada tahun 747 Hijriah/1346 Masehi. “Dari catatan lawatannya, ia menceritakan tentang tetumbuhan dan pepohonan yang banyak tumbuh di Sumatra Pasai dan sekitarnya,” ungkapnya.
Penjelajah kelahiran Maroko, 24 Februari 1304 yang pernah mengunjungi 44 negara ini menyebutkan daerah Sumatra Pasai ini dengan dua nama, yaitu Jaziratul Jawah dan Madinah Syummuthrah.
Lebih lanjut, Sukarna mengatakan, Ibnu Bathutthah disambut dengan hadiah. “Sebelum masuk ke Istana Kerajaan, Ibnu Bathutthah singgah di sebuah tempat yang disebut dengan Sarhah selama tiga hari,” ungkapnya.
Ahli Geografi yang sering bersanding gelar dengan Marco Polo sebagai Penjelajah terhebat sepanjang sejarah ini juga menyebutkan bahwa Istana Kerajaan Islam Sumatra Pasai dikelilingi oleh tembok-tembok dan menara yang terbuat dari kayu. []