Lhoksukon | Infoacehutara.com – Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto, melakukan pemasangan prasasti di makam Pahlawan Nasional Cut Meutia di Desa Alue Rimee, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara bertepatan dengan Hari Pahlawan, pada Kamis 10 November 2022.
Untuk menuju ke makam Cut Meutia di kawasan hutan lindung Gunung Lipeh itu sangat tidak mudah. Kapolres Lhokseumawe bersama rombongan harus menaklukkan semak belukar dan lumpur selama lima jam perjalanan, harus melewati sungai dan naik turun bukit.
Tapak tilas yang dilakukan pria nomor satu di jajaran Polres Lhokseumawe ini dimulai dari rapat pejabat utama Polres Lhokseumawe tentang berziarah dan juga pemugaran makam.
Kunjungan itu juga dimaksudkan untuk mempelajari sejarah perjuangan Cut Meutia. Dimulai dari kunjungan di cagar budaya rumah Cut Meutia di Desa Masjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. Kemudian, dilanjutkan dengan pembelian bahan dan alat untuk pemugaran makam Cut Meutia.
Kapolres bersama rombongan berangkat dari Mapolres Lhokseumawe ke pos pertama, yaitu Gunung Angkop selama satu setengah jam perjalanan. Setelah sampai di Gunung Angkop, personel bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan.
“Perjalanan ke makam sangat sulit dilalui, selama lima jam perjalanan kita harus melewati gunung, bukit, hutan serta jalan yang berlumpur untuk sampai di pos kedua Jembatan Gantung. Setelah beristirahat selama 30 menit, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki mengarungi sungai selama 45 menit sambil membentangkan Bendera Merah Putih sepanjang 50 meter untuk sampai ke makam,” ungkap Kapolres.
Lulusan Akpol tahun 2004 ini menyadari, bahwa perjuangannya bersama personel untuk mencapai Makam Cut Nyak Meutia itu tidak sebanding dengan perjuangan Sang Mutiara Nusantara yang telah mengusir penjajah Belanda.
“Namun, rasa lelah terbayar ketika rombongan tiba di Makam Cut Meutia. Kemudian, lantunan doa pun dibacakan untuk Sang Pahlawan Nasional dari Aceh tersebut. Selain itu, juga dilakukan peletakan prasasti, pemugaran, dan penancapan bendera Merah Putih,” pungkasnya.
Cut Nyak Meutia atau Cut Meutia merupakan salah satu pejuang Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sejarah kehidupan yang dilaluinya menjadi mutiara yang tetap kilau di seluruh penjuru Nusantara.
Cut Nyak Meutia lahir di Keureutoe 15 Februari 1870 dan gugur dalam pertempuran dengan Korps Marechausée di Alue Kurieng pada tanggal 24 Oktober 1910 dalam usianya 40 tahun. Atas jasa-jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan Pahlawan Wanita itu dalam pecahan uang kertas rupiah baru Republik Indonesia, pecahan Rp 1.000.