JAKARTA | INFO ACEH UTARA – 17 tahun sudah usia perdamaian Aceh usai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki pada 15 Agustus 2005 silam. Kenikmatan, ketentraman dan keindahan pasca damai ini sudah dirasakan oleh rakyat Aceh.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Manajemen Indonesia (PB HMMI) Aminul Mukminin Sekedang kepada media ini pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Menurut Aminul, momentum memperingati 17 tahun perdamaian untuk mengapresiasi usaha perjuangan yang memperjuangkan damai Aceh.
“Tentu saya berpikir seluruh program pemerintah Aceh selama ini baik dari sektor infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, penguatan adat budaya, kualitas program kesehatan dan sektor pendidikan di aceh yang diberikan gratis dari SD sampai dengan jenjang SMA maupun program beasiswa tak terlepas dari usaha kalangan pejuang yang saat ini duduk di eksekutif dan legislatif,” sebut Aminul.
Menurutnya, ada beberapa program prioritas yang selama ini dijalankan itu hampir dihapus oleh pemerintah Aceh maupun Pusat, Partai lokal terus-menerus berdiri di garda terdepan untuk mempertahankannya, seperti JKA, anggaran dan program kurikulum pendidikan.
“Tanpa perjuangan dan perdamaian, saya meyakini rakyat Aceh lebih terpuruk nasibnya dari apa yang kita nilai selama ini, bayangkan tanpa MoU tak akan ada lahir otonomi khusus. Karena itu semua direalisasikan berkat amanah dari MoU,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Aminul menambahkan bahwa tetap diperlukan peran dari kalangan mahasiswa maupun pemuda Aceh dalam mengontrol dan mengawasi segala kebijakan politik, kebijakan publik maupun program pemerintah.
“Terima kasih para pejuang, tetap terus berada di barisan rakyat dan selalu mengayomi rakyat dan mari sama-sama kita rawat perdamaian dengan seelok-eloknya agar kedepan lebih baik lagi demi cita-cita kita terwujud,” harapnya.