Lhoksukon | Infoacehutara.com – Ikatan Alumni Dayah Darul Falah gampong Pulo, kecamatan Syamtalira Aron, kabupaten Aceh Utara, menggelar peringatan Haul (hari meninggal) ke-27 almarhum Abu Muhammad Isa, di kompleks dayah setempat, Minggu, 24 September 2023.
Peringatan Haul yang dirangkai dengan peringatan Maulid tersebut diisi dengan tausiah yang disampaikan oleh Tgk Tu Bulqaini Tanjongan, dengan tema “Konsep Adil dan Fasik-nya Wali dan Saksi Nikah”.
Dalam tausiah itu Tu Bulqaini juga membahas tentang Habluminallah (hubungan yang baik dengan Allah) dan Habluminannas (hubungan baik dengan manusia).
Usai tausiah, Pimpinan Dayah Darul Falah Tgk Mustafa Muhammad Isa atau Waled Mustafa menyerahkan cinderamata berupa dua buku yang merupakan hasil tulisannya sendiri kepada Tu Bulqaini.
Sebagaimana dituturkan Waled Mustafa Muhammad Isa, Teungku Muhammad Isa Pulo atau Abu Muhammad Isa merupakan ulama kharismatik Aceh yang mendedikasikan seluruh hidupnya dengan ilmu dan pengabdian kepada masyarakat.
Abu Muhammad Isa merupakan salah satu pakar ilmu falak ini juga sempat menimba ilmu dari beberapa ulama besar di Aceh diantaranya Abu Hasan Krueng Kalee, Teungku Syekh Muhammad, Abu Ishaq Ulee Titi, Teungku Syekh Saman Siron, Teungku Muhammad Saleh Lambaro, dan Abuya Syekh Muda Waly Labuhan Haji.
Pada tahun 1962, Abu membangun Dayah Darul Falah untuk menyebarkan ilmunya kepada masyarakat, sehingga banyak muridnya yang kemudian melanjutkan estafet keilmuannya menjadi para ulama terpandang. Sebut saja beberapa diantara mereka adalah Abu Kasem TB, Abu Mukhtar Teupin Raya, Abu Tanjong Bungong dan para ulama lainnya.
Dayah Darul Falah kian hari semakin berkembang dan dikenal luas di Aceh, sehingga pengaruh beliau sebagai ulama pun semakin luas dirasakan oleh masyarakat Aceh. Diantara murid yang melanjutkan kajian ilmu falak yaitu Teungku Abdullah Ibrahim atau Abu Tanjong Bungong, yang dianggap sebagai tokoh representatif ilmu falak kontemporer di Aceh.
Selain mengajar di dayah, Abu juga mengajar di berbagai majelis taklim masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang tercerahkan dengan ilmu yang beliau sampaikan.
Sebagai ulama dayah, almarhum Abu juga terlibat aktif dalam organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI). Setelah wafatnya Abu Tanoh Mirah tahun 1989, Abu kemudian dipilih sebagai ketua umum PERTI di Aceh Utara dan amanah tersebut terus beliau emban selama enam tahun.
Abu juga aktif di keanggotaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh Utara. Selama tiga puluh lima tahun Abu Muhammad Isa mengabdikan dirinya untuk mengajarkan para santri dan masyarakat dengan menanamkan ilmu dan hikmah.
Tahun 1997 tepatnya pada Jumat malam bulan Ramadhan, Abu berpulang ke Rahmatullah. Genap usia 70 tahun terhitung dari tahun 1962-1997. Duka mendalam dirasakan oleh masyarakat Aceh setelah kabar meninggalnya Abu tersiar luas.