Lhoksukon | Infoacehutara.com — Mahasiswa KKN PPM Universitas Malikussaleh (Unimal) Kelompok 219 menggelar edukasi pemanfaatan minyak jelantah untuk sabun cuci kepada siswa SMP SATAP Negeri 3 Baktiya Barat, Cot Kupok, Aceh Utara, pada Kamis, 23 Januari 2025.
Kegiatan edukasi ini dilatar belakangi penggunaan sabun batang telah menjadi kebutuhan primer bagi mayoritas masyarakat, khususnya dalam menunjang kebutuhan sehari-hari. Namun, produk sabun batang komersial umumnya mengandung bahan kimia yang sulit terurai, dan jika digunakan berlebihan berpotensi membahayakan lingkungan.
“Salah satu solusi untuk meminimalisasi dampak tersebut adalah dengan membuat sabun dari bahan yang lebih ramah lingkungan dan mudah dijangkau,” ungkap Fatimah Zahra, Ketua Kelompok 219 kepada Info Aceh Utara, Sabtu (1/2).
Kelompok 219 memberikan solusi atas permasalahan ini melalui inovasi dengan memanfaatkan minyak goreng bekas dan natrium hidroksida (NaOH) untuk menciptakan sabun batang yang ekonomis sekaligus ramah lingkungan.
“Minyak goreng bekas mengandung asam lemak yang tinggi sehingga dapat diolah menjadi sabun. Prosesnya melibatkan hidrolisis minyak atau lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol, yang kemudian dilanjutkan dengan saponifikasi menggunakan basa seperti NaOH,” jelas Fatimah yang mempelajari ilmu kimia ini.
Ia juga menekankan bahwa selain menghasilkan produk sabun, inovasi ini membantu mengurangi limbah minyak jelantah yang berpotensi mencemari lingkungan. Kegiatan ini dimulai dengan penyuluhan mengenai dampak negatif penggunaan berlebihan sabun komersial dan bahaya minyak jelantah.
Selanjutnya, mahasiswa KKN mempraktikkan pembuatan sabun organik dari bahan-bahan sederhana seperti minyak makan bekas, NaOH, dan bahan tambahan seperti pewarna makanan untuk meningkatkan estetika produk.
“Para siswa-siswi SMP SATAP Negeri 3 Baktiya Barat pun dilibatkan secara aktif dalam proses ini, mulai dari pencampuran hingga pembentukan produk jadi, disertai diskusi interaktif,” tambah Fatimah.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan mereka cara membuat sabun cuci piring, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan bahaya penggunaan minyak jelantah secara sembarangan. Para siswa didorong untuk memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat.
Guru SMP SATAP Negeri 3 Baktiya Barat, Fatmawati SPd, berharap dengan adanya program ini, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga mampu menerapkan konsep daur ulang dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Selain untuk mengurangi limbah, kegiatan ini memberikan tambahan pengetahuan bagi siswa tentang ilmu kimia, seperti bagaimana reaksi kimia terjadi dan menghasilkan produk yang bermanfaat,” ungkap Fatmawati, yang turut mendukung pelatihan ini. []