Medan | Infoacehutara.com – Pj Wali Kota Lhokseumawe Dr Imran, menghadiri Forum Diskusi bersama pimpinan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang berlangsung di Hotel Adimulia Medan pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Kegiatan bertajuk 2nd Northern Sumatra Forum tersebut dilaksanakan oleh SKK Migas dalam rangka menjalin sinergi dengan pemangku kepentingan di wilayah operasi Sumbagut, bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) wilayah Sumbagut, berlangsung selama dua hari pada 27-28 Oktober 2022.
Kegiatan yang mengusung tema “Semangat Kebangsaan dalam Mewujudkan Ketahanan Energi dan Keberhasilan Visi Hulu Migas 2030” merupakan wadah komunikasi untuk kesepahaman bersama pemangku kepentingan dalam mendukung kelancaran operasi hulu Migas di wilayah Sumbagut.
Pada Plenary II Sinergi komunikasi industri hulu migas, tampil sebagai narasumber Dosen Praktisi Sekolah Bisnis Manajemen ITB yang juga Gubernur OPEC 2016-2016 Dr Widhyawan Prawiraatmadja, Dewan Energi Nasional Satya Widya Yudha, Staf Ahli Kementerian ESDM Sampe L Purba, Kepala BPMA Teuku Mohammad Faisal.
Pj Wali Kota Lhokseumawe yang diberikan kesempatan untuk berbicara dalam forum diskusi tersebut mengatakan, mempertanyakan kegiatan eksplorasi Migas yang dilakukan di kawasan blok Andaman hasil produksinya mau dialirkan kemana.
“Masyarakat bertanya-tanya masalah ini dan masyarakat mengharapkan Migas yang ditemukan di blok Andaman II, dapat dialirkan ke pipa eks Kilang LNG Arun yang telah memiliki fasilitasnya yang saat ini dikelola PT Perta Arun Gas, PT PAG,” kata Imran.
Selain itu, Imran menyampaikan terkait dengan kegiatan eksplorasi Migas yang sedang dilakukan di Pulau Andaman diharapkan dapat mendukung terkait dengan ketahanan pangan.
Hasil ikan di laut Lhokseumawe melimpah dan hasil pertanian dari kabupaten tetangga melimpah, tapi di Lhokseumawe sampai saat belum memiliki Cold Storage tempat pendinginan ikan dan hasil bumi seperti sayur sayuran, produk ikan yang ada di Lhokseumawe saat ini hanya bisa dikeringkan.
“Kondisi ini kami harapkan perhatian SKK Migas dan kontraktor Migas yang saat ini melakukan eksplorasi Migas di Aceh,” pinta Imran.
Imran juga menyampaikan bahwa sejak tahun 1992 dirinya meninggalkan Lhokseumawe, sampai saat ini dirinya telah ditugaskan menjadi Pj Wali Kota Lhokseumawe, kondisi Lhokseumawe sangat berbeda.
“Lhokseumawe sebagai daerah zona industri dulu dikenal sebagai daerah Petro Dolar, namun yang namanya fasilitas sosial apapun belum ada, baik rumah sakit daerah, dan gedung olahraga juga belum ada,” sebut Imran.
Karena itu, Imran meminta perhatian SKK Migas supaya bisa mengusahakan sebuah rumah sakit daerah, masyarakat sangat mengharapkan di Lhokseumawe adanya sebuah rumah sakit.
“Pemko Lhokseumawe sudah menyediakan tanah untuk pembangunan sebuah rumah sakit, Lhokseumawe ke depan harus berubah, ini sebuah harapan yang besar dari masyarakat dan Pemerintah Kota Lhokseumawe,” pungkas Imran.