Oleh: Tgk Andi Saputra*
Al kisah, seorang ‘berpower’ nan hartawan mengikat seekor kerbau dan babi.
Kemudian bertanya, ini apa?
“Kerbau,” jawab para kolega.
Terus di sampingnya apa?
“Kerbau pendek kakiiiii,” jawab para kolega lagi karena merasa tidak enak hati (hana meu’oh) dan takut menyinggung perasaan.
Pesan ‘Teungku Lamno’ ;
“Mengikat hubungan dan terima hadiah (pemberian) sah-sah saja selama tidak menimbulkan rasa tidak enak hati (hana meu’oh) karena dapat menyandera kebenaran dan kemerdekaan.”
*Penulis adalah pemerhati sosial, berdomisili di Lhoksukon, Aceh Utara.
*Teungku Lamno atau Teungku Ismail Paya Bakong merupakan Alumni Dayah Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI), Lamno, Kabupaten Aceh Jaya.